Sabtu, 14 Maret 2015

Jodoh dan Pernikahan 2: Sebuah Shaum dan Do'a

Sudah tak asing lagi rasanya diri ini ketika bertemu kerabat atau teman yang bertanya, “Kapan nikah?”. Dari sekedar guyonan sampai menyeruak menjadi sebuah tombak yang menohok tajam kedalam perasaan. *jleb nya tuh disini, disini, disini, halah~*
do'a
Terkadang itu hanya menjadi angin lalu yang berhembus pelan dan tak pernah digubris. Namun pernah pula menjadi topan kuat yang memanggil si murung untuk datang menghinggapi diri ini. Kalau sudah seperti ini, biasanya mengandalkan tips dari Rasul (saw), Shaum~ :D

Perlu diketahui bersama, shaum/puasa yang dimaksud disini adalah bukan hanya shaum fisik/biologis saja, namun disertai shaum rohani. Rumit memang, haha. Namun simpelnya seperti ini, ketika kita mencoba shaum karena belum ‘siap’ untuk menikah, berarti sudah termasuk pula menjaga diri dari hal-hal yang ngabibita (baca: menggoda) diri kita untuk berbuka shaum tadi. ^^a

Jadi bisa dibilang rangkaian shaum yang sesuai adalah shaum perut(makan+minum), hawa nafsu, mata, hati, dan pikiran. Saat memang bisa menjaga/shaum hal-hal tersebut, insyaAllah perkara menikah tadi tidak akan terlalu menjadi bom waktu di dalam hati. :)

Saya punya cerita tentang dua orang teman yang berbeda nasib, teman pertama sudah menikah di usia muda dan yang nomor dua harus menunggu hingga beberapa tahun lebih lammaa untuk menikah. Cerita teman ini sering saya ingat betul ketika sedang dalam keadaan memikirkan pernikahan.

Kedua teman saya ini sama-sama ikhwan yang bisa dibilang real. Terlihat dari perangai sehari-hari dan juga kemapanan pekerjaannya. Lalu mengapa mereka berbeda nasib? :/

Setelah diteliti.. ternyata ada satu amalan dari kedua teman saya ini yang sama. Simpel, amalan sebuah do’a. “Do’a apa?!” tenang biasa aja, ini adalah sebuah do’a yang sering sekali kita baca ketika ada kesempatan berdo’a. Yaitu, do’a untuk kedua orang tua.. do’a dimana kita meminta kepada Allah agar dosa-dosa kita dan kedua orang tua diampuni, juga meminta agar Allah menjaga dan menyayangi kedua orang tua kita.

Luar biasa, Allah mengabulkan do’a teman-teman saya tersebut!

Hanya saja jawabannya yang perlu diresapi kembali.

Untuk teman saya yang pertama, Allah mengabulkan do’a lewat hadirnya jodoh sebagai tambahan rasa kasih sayang untuk menyayangi orang tua dan dirinya.

Sedang untuk teman yang nomor dua, Allah mengabulkan do’a lewat belum hadirnya jodoh tersebut sehingga bisa lebih maksimal menjaga dan menyayangi ibu dan bapak.

Subhanallah.. :)

Pilih mana, Zal? Hmmm… yaaa pilih yang Allah kasih saja, karena itu yang terbaik untuk hambaNya~ :)

Tentunya sambil terus berdo’a yang tadi biar lebih maksimal menyayanginya.. ^^
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
(redaksi do'a: QS Nuh:28 + QS Al-Isra':24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar